Minggu, 14 Mei 2017

Pasar Murah Digelar di Area CFD Kuningan

Bupati Kuningan Acep Purnama membuka Pasar Murah di Area Car Free Day, Minggu (14/5)

Kuningan - Terobosan demi terobosan terus didengungkan Bagian Perekonomian Setda Kuningan yang dinahkodai U. Kusmana. Kali ini dirinya berencana menggelar pasar murah bagi masyarakat selama pelaksanaan hari bebas kendaraan atau Car Free Day yang selalu dilaksanakan setiap Minggu pagi mulai pukul 07.00 - 09.00 WIB.
Kabag Perekonomian Setda Kuningan, U. Kusmana mengatakan, dengan keterbatasan anggaran di Bagian Perekonomian Setda Kuningan, dirinya berusaha berinovasi melakukan yang terbaik untuk mensejahterakan rakyat sesuai harapan pimpinan.
Dengan adanya niatan tersebut, lanjut Uu, pihaknya berencana memafaatkan waktu pelaksanaan Car Free Day setiap Minggu pagi yang berlangsung selama tiga jam dengan menggelar pasar murah. Dengan wacana itu, dirinya berkomunikasi dengan pihak Bulog yang akhirnya disambut dengan baik.   
“Alhamdulilah, rencana kita untuk mensejahterakan rakyat melalui pasar murah akan terlaksana. Sebab kita di dukung oleh pihak Bulog yang akan menyediakan beberapa komoditi seperti besar, gula pasir, tepung, telur, minyak goreng bahkan daging dan bawang jika memungkinkan,” kata Uu.
Pelaksanaan pasar murah tersebut, lanjut Uu, bukan hanya akan dilakukan pada minggu besok saja karena menjelang bulan Ramadhan, melainkan sampai Perbup tentang Car Free Day dicabut, baru akan berhenti.
“Yang pasti selama CFD berlaku kita selalu menggelar pasar murah, dan akan behenti ketika Perbup CFD dicabut,” kata Uu.
Untuk harga, Uu menjamin dibawah dari harga pasar. Dan juga pelaksanaannya tidak akan merugikan pedagang lainnya mengingat hanya digelar selama tiga jam setiap minggunya.
“Untuk harga yang menetukan nanti dari Bulog, tapi dipastikan dibawah harga pasar,” ujar Uu.
Uu berharap, dengan adanya pasar murah tersebut, masyarakat bisa merasakan harga bahan pokok yang memang dibutuhkan cukup terjangkau. Bahkan dengan keterbatasan anggaran dia berjanji akan Launching pasar murah pada hari minggu (14/5) oleh Bupati Kuningan langsung.
Egi Komarudin


Jumat, 12 Mei 2017

Contoh Opini Publik

Bersahabat dengan Cuaca Ekstrim

            Saat ini di Indonesia memang sedang terjadi cuaca yang sangat tidak menentu atau sering dikenal dengan istilah cuaca ekstrim. Kita tidak bisa lagi menentukan kapan musim hujan dan kapan musim kemarau. Yang biasanya musim kemarau sekarang berubah menjadi musim hujan dan begitu sebaliknya. Bahkan, tidak jarang hal ini menimbulkan dampak  yang sangat serius. Tentunya ini menjadi peringatan bagi kita untuk tetap bisa menjaga kondisi selama cuaca buruk terjadi. Cuaca yang setiap harinya mengalami perubahan yang tidak menentu ini membuat kita harus berpikir keras untuk mengantisipasi berbagai hal yang mungkin saja bisa menimpa diri kita.

Kita tidak dapat menghindari cuaca ekstrim yang terjadi saat ini. Namun, kita dapat melakukan beberapa hal yang memungkinkan efek dari cuaca buruk yang tidak kita inginkan terjadi. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk bisa mengarungi atau menghadapi cuaca ekstrim yang terjadi, diantaranya membersihkan saluran air di sekitar kita untuk menghindari terjadinya penyumbatan sampah yang akan menyebabkan terjadinya banjir, selalu siapkan jas hujan atau payung untuk menghindari terkena air hujan secara langsung dan apabila kita terjebak dengan kondisi hujan lebat dan angin kencang sebaiknya kita berhenti dan mencari tempat yang aman untuk berteduh supaya terhindar dari pohon yang tumbang. Beberapa hal ini adalah sebagian dari cara yang dapat dilakukan saat kondisi cuaca ekstrim terjadi.

Selain itu, dampak besar yang dapat kita rasakan dari cuaca ekstrim saat ini adalah bencana alam yang terjadi hampir  melanda berbagai wilayah di Indonesia. Tidak jarang berbagai kegiatan yang merusak alam sering tidak kita sadari efek yang akan ditimbulkan nantinya. Dampak dari cuaca buruk yang melanda saat ini setidaknya menimbulkan bencana alam yang cukup sering terjadi diantaranya banjir, longsor dan angin kencang yang kerap kali menumbangkan pohon-pohon besar yang ada di lingkungan sekitar kita. Akibatnya, hal ini menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang membuat kita harus berpikir ulang bagaimana mengembalikan kondisi seperti semula.

            Seharusnya, kondisi ini menjadi perhatian bagi kita untuk bisa menjaga kondisi alam dengan baik. Belajar mengenal dan mencintai alam mungkin menjadi langkah yang tepat. Mulai membiasakan pola hidup bersih menjadi salah satu solusi yang cukup ampuh. Tindakan preventif yang dapat dilakukan seperti tidak membuang sampah ke sungai,  melakukan reboisasi (penghijauan) terhadap hutang yang nampak gundul akibat penebangan liar, mengupayakan penghematan energi yang tidak terlalu penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah ini diharapkan setidaknya dapat meminimalisir dampak buruk yang terjadi saat ini.

            Sudah sepatutnya kita berbenah dengan keimanan kita dan menyadari bahwa kondisi yang terjadi saat ini adalah bukti alam sudah muak dengan manusia yang acuh terhadap kondisi alam. Sehingga, cuaca ekstrim dan musim yang tidak menentu saat ini dapat kembali normal seperti yang kita harapkan.



Egi Komarudin – Mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung   

Kemenkominfo Gelar Temu Pers Mahasiswa




Acara Temu Pers Mahasiswa Kemenkominfo Republik Indonesia di Gedung O. Djauharudin
UIN Sunan Gunung Djati Bandung


Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia, bekerjasama dengan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, menyelenggarakan Temu Pers Mahasiswa Bandung, di Ruang Senat, Gedung O. Djauharudin AR, Sabtu (18/3/2017). Acara tersebut digelar dalam rangka membangun sinergitas konstruktif antara pemerintah dan mahasiswa, dalam upaya diseminasi informasi program dan kebijakan pemerintah.

Kegiatan ini sendiri dikemas dalam bentuk seminar umum dengan mengusung tema “Peran Mahasiswa dalam Diseminasi Informasi”, yang bertujuan untuk meningkatkan daya kritis mahasiswa terhadap penyampaian dan penerimaan informasi yang selanjutnya disebarkan kepada khalayak. Direktur Kemitraan Komunikasi Kemkominfo, Dedet Surya Nandika mengatakan bahwa, dirinya sangat mengapresiasi atas terselenggaranya seminar umum yang bekerjasama dengan UIN Bandung ini. Dedet menilai bahwa, perkembangan teknologi sangatlah pesat dan terlebih banyaknya isu-isu dunia maya yang mengandung unsur hoax atau informasi yang menyesatkan masyarakat.

Dalam Sambutannya, Rektor UIN Bandung, Mahmud, mengatakan bahwa merasa senang berbicara mengenai pers mahasiswa adalah hal yang menyenangkan. Pasalnya, hal itulah yang akan menentukan masa depan mahasiswa. Jika pers mahasiswa dilatih bagaimana bergerak di bidang pers, maka orang-orang didalamnya akan mampu berperan dalam lingkungan masyarakat, dan mampu membuat masyarakat seperti yang diharapkan pada umumnya.

Seminar umum ini juga menghadirkan beberapa pemateri diantaranya, Staf Ahli Menkominfo Bidang Media Massa, Gun Gun Siswadi dengan materi tentang Literasi Media Digital. Dalam materinya, dia mengatakan terdapat beberapa point penting, yang pertama begitu pentingnya literasi di era saat ini, terlebih informasi akan terus bertambah dan sulit terkontrol. Oleh karena itu, Gun Gun berpesan agar setiap mahasiswa dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan oleh khalayak. Kedua, setiap individu harus mempunyai kemampuan literasi, agar setiap informasi yang beredar dapat disaring dengan baik sesuai dengan fakta, ketiga mendapatkan informasi yang bernilai itu akan cepat menentukan keputusan baik untuk bertindak, terakhir memerangi cyber crime seperti penipuan online, situs palsu dan penipuan melalui email.

Pemateri kedua yaitu Dewan Pers, Yosep Stanley Adi Prasetyo yang membahas mengenai Produk Media yang Mendukung Pembangunan Indonesia. Menurutnya, fungsi pers adalah menjadi watchdog yang mencakup kedalam tiga hal, penyelenggaraan baik ditingkat pusat maupun disekitarnya, kemudian menjadi watchdog bagi dinamikas sosial, artinya jika ada sesuatu yang tidak benar, maka fungsi pers adalah menyatakan ketidakbenaran tersebut dan terakhir menjadi watchdog bagi praktek bisnis. “praktek bisnis cenderung terhadap persekutuan dua hal, yaitu politikus busuk dan pengusaha hitam” jelasnya.  



Oleh : Egi Komarudin
Mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung